Bagaimana ASEAN Akan Berkembang di Bawah Kepemimpinan Malaysia pada 2025?

Malaysia akan mengambil alih kepemimpinan bergilir tahunan Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) pada Januari 2025, menggantikan panduan Vision 2025 dengan ASEAN Community Vision 2045. Selama kepemimpinannya, Malaysia dihadapkan pada berbagai tantangan dan isu penting:

• Penipuan Siber: Malaysia perlu menangani perkembangan industri penipuan siber di wilayah ASEAN.

• Ketegangan dengan Cina: Tantangan muncul akibat meningkatnya ketegangan antara sejumlah negara Asia Tenggara dan Cina terkait sengketa wilayah di Laut Cina Selatan, serta keterlibatan Cina di Myanmar.

• Kepemimpinan AS: Malaysia akan memimpin ASEAN sebelum pelantikan Presiden AS Donald Trump, menyoroti pentingnya menjaga kekompakan ASEAN di tengah dinamika geopolitik global.

Peran Malaysia dan Tantangan yang Dihadapi:

• Pentingnya Dialog: Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menekankan perlunya dialog dan kerja sama di antara negara-negara ASEAN untuk mencegah retakan dan perpecahan yang bisa dimanfaatkan oleh pihak luar.

• Relevansi ASEAN: Dengan keterlibatan Cina di Myanmar, beberapa kalangan menganggap solusi yang dipimpin ASEAN menjadi tidak relevan dan menekankan perlunya sentralitas dan kohesivitas ASEAN.

• Aktivitas Malaysia: Malaysia diharapkan akan aktif dalam isu-isu geopolitik dan ekonomi selama kepemimpinannya, dengan Anwar Ibrahim yang dikenal sering menyuarakan pendapatnya.

Dampak Kepemimpinan Baru di Asia Tenggara:

• Pengaruh Kepemimpinan Lain: Perubahan kepemimpinan di negara-negara seperti Indonesia, Singapura, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Laos juga bisa memengaruhi agenda dan dinamika di ASEAN.

• Tantangan dan Kesempatan: Meskipun Malaysia mungkin mendapat penghormatan lebih, adanya perbedaan pendekatan antara negara-negara anggota dapat mempersulit arah ASEAN.

Peran Malaysia dalam Isu Myanmar:

• Kritik terhadap Respons ASEAN: Respons ASEAN terhadap konflik di Myanmar dikritik tidak efektif, meninggalkan kekosongan yang diisi oleh kekuatan luar, terutama Cina.

• Potensi Peran Malaysia: Dengan hubungan dekat dengan Cina, Malaysia bisa berperan dalam mendorong dialog antara Cina dan junta militer di Myanmar, meskipun hal ini juga berpotensi menciptakan gesekan di dalam ASEAN.

Kompleksitas Kepemimpinan Malaysia:

• Kedekatan dengan Cina dan Rusia: Kedekatan Malaysia dengan Cina dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, serta kritik terhadap standar ganda Barat, menambah kompleksitas dalam arah kebijakan luar negeri Malaysia di ASEAN.

• Gerak Menuju Cina: ASEAN semakin mendekati Cina, yang menciptakan ketegangan di dalam organisasi, sehingga Malaysia di bawah Anwar Ibrahim diuji untuk menjaga kohesivitas ASEAN.

Selama kepemimpinannya, Malaysia diharapkan dapat menjaga stabilitas dan koordinasi di antara negara-negara ASEAN, sambil menghadapi beragam tekanan dan dinamika regional maupun global.